This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Member Of Bidikmisi 2010 at Beswan, Pare

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Monday, November 19, 2012

KONSEP MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI DAN ISLAM


       I.            PENDAHULUAN
Manusia menurut Alexis Carrel dalam bukunya Man, the unknown adalah sebuah misteri. Pertanyaan sekitar apa dan siapa manusia itu ? yang mencerminkan hakekat kemanusiaan itu sampai sekarang tak kunjung tuntas. Meskipun telah banyak dilakukan penelitian tentang manusia terutama yang dilakukan oleh psikologi, tetapi problema seputar manusia masih banyak yang tidak terjawab. Dengan seiring perkembangan zaman saat ini banyak ilmu-ilmu sosial yang memandang bahwa manusia adalah makhluk yang berada dalam keadaan sekarat dan tinggal menunggu ajal (man is dead or dying) sehingga dengan fenomena ini manusia layaknya barang yang dapat diolak-alik sedemikian rupa (posmodernisme).[1]
Memahami kondisi tersebut, tugas kita adalah mengubah atau membangun konsep baru tentang manusia yang ujung-ujungnya bukan mengobyektifikasi manusia, akan tetapi bagaiman cara memandang dan menempatkan manusia secara benar dalam arti yang sesungguhnya. Disini Agama menjadi sandaran yang seharusnya membangun paradigma baru tentang ilmu pengetahuan.  
Makalah ini mencoba menelaah bagaimana konsep manusia menurut psikologi dan islam sehingga dapat menemukan pengertian yang seseungguhnya tentang penempatan manusia pada hakikatnya.

    II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana konsep manusia menurut psikologi?
2.      Bagaimana konsep manusia menurut islam?
3.      Bagaimana interelasi konsep manusia menurut psikologi dan islam?

 III.            PEMBAHASAN
1.         Konsep Manusia menurut Psikologi
Di kalanngan ilmuan Psikologi seringkali muncul suatu pertanyaan tentang hakikat manusia yang sesungguhnya dan setiap kali hal itu muncul selalu saja tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Bahkan terdapat diantara mereka seperti nyaris pesimis hingga mengatakan begini:  “jika ada pertanyaan purba yang sampai kapan pun tidak pernah basi dan selalu diperbincangkan, barangkali tidak lain dan tidak bukan pernyataan tersebut berkisar tentang makna manusia”. Dalam ranah ilmu pengetahuan pendapat ahli dlam memaknai manusia yang berpendapat bahwa manusia dan bintang keduanya sama. Manusia adalah sebuah mesin yang diberi makan dan menghasilkan pikiran. Manusia hanyalah sebatas ilalang sesuatu yang le,ah di alam raya, namun ia adalah ilalang yang berfikir (Kaff, 1992).[2]
Dalam dunia psikologi pandangan umum tentang manusia sebagai berikut :
ü  Para ilmuan fisiologi lebih melihat manusia dari kumpulan fungsi anggota tubuhnya dan melihat perilakunya sebagai kumpulan aktifitas fisik dan kimia.
ü  Para psikolog klinis lebih melihat manusia dari kumpulan insting yang membinasakan dan melihat perilakunya sebagai kumpulan syahwat yang memuaskan insting tersebut, baik dilakukan dengan cara yang benar atau menyimpang.
ü  Para psikolog perilaku melihat manusia sebagai satu alat hidup. Perilaku yang ditangkapkannya merupakan hasil dari pemuasan dorongan syahwat saja.
ü  Para psikolog ststistik lebih melihat manusia sebagai kumpulan angka dan statistic. Perilakunya yang ditampakkannya merupakan kumpulan dari angka-angka yang semu dan menyesatkan.[3]
   
Bertolak dari pengertian psikologi sebagai ilmu yang menelaah tentang perilaku manusia, para ahli psikologi memandang bahwa kondisi ragawai, kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan merupakan penentu-penentu utama perilaku dan corak kehidupan manusia. Selain itu, psikologi, apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat manusia yang mendasarinya bercorak Anthroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat dari segala pengalaman serta penentu utama segala peristiwa yang menyangkut manusia dan kemanusiaan. Pandangan ini mengangkat manusia dalam derajat yang teramat tinggi, dimana manusia sekan menjadi prima-causa yang unik, pemilik akal dan budi yang hebat.
Sampai dengan penghujung abad XX ini terdapat empat aliran besar psikologi:
o   Psikoanalisis (Psychoanalysis)
Penentu dan pendiri psikoanalisis adalah Sigmund freud (1856-1939), menurut dia kepribadian manusia terdiri dari tiga sistem, yaitu Id (dorongan-dorongan biologis), Ego (kesadaran terhadap realitas kehidupan), dan superego (kesadaran normatif) yang berinteraksi satu sama lain masing-masing memiliki fungsi dan mekanisme yang khas. Selain itu manusia mempunyai tiga strata kesadaran:alam sadar (the conscious), alam prasadar (the preconscious), dan alam tak sadar ( the unconscious) secara dinamis berinteraksi satu dengan lainnya.[4]
o   Psikologi Perilaku (Behavior Psychology)
Menurut B.F. Skinner memandang bahwasanya manusia pada dasaranya dilahirkan tidak membawa bakat namun semata-mata melakukan respons (tanggapan) terhadap suatu rangsangan. Behavior memandang manusia itu semuanya sama yaitu apapun jadinya seseorang satu-satunya yang menentukan adalah lingkungannya.
o   Psikologi Humanistik (Humanistic Psychology)
Psikologi Humanistik dipelopori oleh Abraham Maslow. Berpandangan bahwa pada dasarnya manusia adalah baik, dan potensi manusia tidak terbatas. Pandangan ini sangat optimistikterhadap upaya pengembangan sumber daya manusia. Sehingga manusia dipandang sebagai penentu tunggal yang mampu melakukan play God (peran Tuhan).[5]
o   Psikologi Transpersonal (Transpersonal Psychology)
Psikologi Transpersonal merupakan kelanjutan Psikologi Humanistik. Aliran ini disusun oleh S.I.Shapiro  dan Denise H.Lajoie. Unsur- unsur yang menjadi telaah  Psikologi Transpersonal:
·           potensi- potensi luhur (the highest potensials), yaitu transendensi diri, keruhanian, potensi luhur dan paripurna, pengalaman mistik, pengalaman spiritual dan sebagainya.
·           Fenomena keadaan (states of consciousness) manusia adalah pengalaman seseorang melewati batas- batas kesadaran biasa. Misalnya memasuki alam- alam kebatinan, kesatuan mistik, komunikasi kebatinan, pengalaman meditasi dan sebagainya.[6]
Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut pandang berlaianan, dan dengan metodelogi tertentu berhasil menentukan berbagi dimensi dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan filsafat mengenai manusia.
2.      Konsep Manusia menurut Islam
Manusia menurut Al-Qur’an dimaknai dengan menggunakan beberapa istilah, yaitu Bani (Banu) adam atau Dzurriyat Adam (keturunan, anak Cucu Adam), al-insan, al-ins, al-nas, atau unas atau al-basyar. Sejalan dengan fungsinya sebagai khalifah dimuka bumi ini, manusia diekali dengan berbagai instrumen sebagai modal dasar dalam menjalankan tugas kekhalifahan. Pada sisi ini manusia berbeda dengan hewan sehingga dalam perspektif islam manusia tidak menjadi objek selayaknya hewan.[7]
Islam memandang manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki keunikan dan keistimewaan tertentu. Sebagai salah satu makhlukNya karakteristik eksistensi manusia harus dicari dalam relasi dengan pencipta dan makhluk Tuhan lainnya. Sekurang- kurangnya ada empat relasi manusia, yaitu:
1)      Hubungan manusia dengan dirinya sendiri (bablun minannas) yang ditandai dengan kesadaran untuk melakukan amal ma’ruf nahi munkar atau sebaliknya mengumbar nafsu- nafsu rendah.
2)      Hubungan antar manusia (bablun minannas) dengan usaha membina silaturahmi atau memutusnya.
3)      Hubungan manusia dengan alam sekitar (bablun minal ‘alam) dengan upaya pelestarian dan pemanfaatan alam dengan sebaik-baiknya atau sebaliknya menimbulkan kerusakan.
4)      Hubungan manusia dengan sang pencipta (bablun minallah) dengan kewajiban ibadah kepadaNYA atau justru menjadi ingkar dan syirik.[8]  
Hanna Djumhana Bastaman (1993) memberi contoh bahwa wawasan islami mengenai manusia antara lain :
1.      Manusia mempunyai derajat sangat tinggi sebagai khalifak Allah.
2.      Manusia tidak menaggung dosa asal atau dosa turunan.
3.      Manusia merupakan kesatuan dari empat dimensi: fisik-biologi, mental-psikis, sosio-kultural, dan spiritual
4.      Dimensi spiritual memungkinkan mausia mengadakan hubungan dan mengenal tuhan melalui cara-cara yang diajarkanNYA.
5.      Manusia memiliki kebebasaan berkehendak (freedeom of will).
6.      Manusia memiliki akal sebagai kemampuan khusus dan dengan akalnya itu mengembangkan ilmu serta peradaban.
7.      Manusia tak dibiarkan hidup tanpa bimbingan dan petunjukNYA.[9]

3.      Interelasi Konsep Manusia menurut Psikologi dan Islam
Konsep- konsep manusia yang dikemukakan diatas berdasarkan teori Psikoanalisa, Behaviorisme, dan Humanistik. Dipandang dengan islam, maka psikologi islam tidak menolak dan juga tidak memebenarkan,tidak menolak  artinya konsep tersebut dapat diterima dengan mendudukannya secara proposional dalam wilayah dan system komposisi struktur manusia menurut psikologi islami. Tidak memebenarkan artinya, kalau dimensi itu seperti dalam psikoanalisa, Behaviorisme, dan Humanistik, menjadi satu-satunya dimensi yang berperan dalam jiwa manusia, dan menafikan dimensi lainnya.[10]
Pandangan agama dan psikologi berjumpa pada diri manusia sendiri sebagai salah fenomena ciptaan Tuhan dengan segala karekter kemanusiaannya. Tetapi sebuah perjumpaan tidak selalu berarti pertemuan tinjauan agama dan psikologi yang sma-sama menyoroti manusia ternyata tidak selau sejalan.
Dalam penggambaran karakter manusia terkesan ada kesamaan, misalnya gambaran mengenai orang zalim sama dengan gambaran pribadi totaliter. Sedangkan pandangan mengenai kualitas insane, seperti aktualisasi diri, cinta kasih, tanggung jawab, dan kebebasan terdapat keserupaan atau kesejalanan antara pandangan agama dengan psikologi. Demikian pula hanya dengan daya-daya ruhani manusia.
Hal yang berbeda adalah pandangan mengenai baik tidaknya hakikat manusia. Isalam memandang fitrah kemanusiaan suci dan beriman, sedangkan dialiran  psikologi ada yang menganggap hakikat manusia itu buruk (psikoanalisis), netral (psikologi paerilaku), baik (psikologi humanistika) dan potensial (psikologi transpersonal).
Denagn demikian perjumpaan antara agama dengan psikologi dalam memandang manusia terdapat kesamaan (similarisasi) pada gambaran karakterologis, kesejalanan (paralelisasi) dalam asas-asa dan kualita-kualitas insane, pelengkapan (komplementasi) dalam determinan keperibadian, serta saling menyangkal (falsifasi) dalam orientasi filosofis. Memang sebuah perjumpaan tidak selalu merupakan pertemuan.
Kemudian dengan beranjak dari pemikiran dan keyakianan bahwa ilmu dan agama merupakan karunia Allah SWT, dan juga dengan menempatkan psikologi sebagai upaya ilmiah manusia untuk memahami sunnatullah yang bekerja dalam diri manusia, maka pada tingkat pemikiran tertentu sejauh yang dibayangkan: Agama (Al qur’an&As sunnah) sarat dengan asas maha benar mengenai psikologi, dan sebaliknya telaah psikologi banyak yang mendukung kebenaran agama denagn demikian terbukalah celah-celah hubungan diantara keduanya agama menawarkan asas-asas, landasan, dan arahan (mahabenar) bagi psikologi, sebaliknya psikologi menyediakan perangkap metodologi dan eksplanasi-ilmiah (sementara) bagi agama. Dalam hal ini jelas bahwa Islam member pedoman dan menyempurnakan psikologi. Bahkan tidak jarang pula Agama jauh lebih dahulu mengungkapkan kebenaran-kebenaran ilmiah tinimbang sains dan teknologi.[11]
   
 IV.            KESIMPULAN
Bertolak dari pengertian psikologi yang menelaah perilaku manusia, para ahli psikologi umumnya berpandangan bahwa kondisi ragawi, kualitas kejiwaan dan situasi lingkungan merupakan penentu-penentu utama perilaku dan corak kepribadian manusia.
Islam memandang manusia sbagai makhluk Tuhan yang memilki keunikan dan keistimewaan tertentu. Sebagai salah satu makhlukNYA karakteristik eksistensi manusia harus dicari dalam relasi dengan sang pencipta dan makhluk-makhlukNYA.
Pandangan Islam dan psikologi berjumpa pada diri manusia sebagai salah satu fenomena Tuhan dengan segala karakter kemanusiaanya tetapi sebuah perjumpaan tidak selalu berarti pertemuan. Tinjauan islam dan psikologi yang sama-sama menyoroti manusia ternyata hasilnya tidak selalu sejalan.

    V.            PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami susun, kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan ini, kami minta maaf. Saran, kritik dan arahan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalh ini dapat bermanfaatbagi kita semua. Amin.





DAFTAR PUSTAKA
Ancok, Djamaludin, Fuat Nashori Suroso,  psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994
baharudin, Paradigma Psikologi Islami, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004.
Bastaman, Hanna Djumhana,  Integrasi Psikologi Dengan Islam, Yogyakarta : Yayasan Insan Kamil dan Pustaka Pelajar, 1995.
prawira, Purwa Atmaja, Psikologi umum dengan Perspektif Baru, Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2012.
Tufiq, Muhammad Izzuddin, Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam, Jakarta : Gema Insani, 2006.



[1] Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso,  psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994, hal 152
[2] Purwa Atmaja prawira, Psikologi umum dengan Perspektif Baru, Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2012, hal 198
[3] Muhammad Izzuddin Tufiq, Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam, Jakarta : Gema Insani, 2006 hal 151
[4] Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi Dengan Islam, Yogyakarta : Yayasan Insan Kamil dan Pustaka Pelajar, 1995, hal 50
[5] Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1994, hal 154- 155
[6] Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi Dengan Islam, Yogyakarta : Yayasan Insan Kamil dan Pustaka Pelajar, 1995,  hal 53
[7] Purwa Atmaja prawira, Psikologi umum dengan Perspektif Baru, Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2012, hal. 209
[8] Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi Dengan Islam, Yogyakarta : Yayasan Insan Kamil dan Pustaka Pelajar, 1995, hal 54
[9] Djamaludin Ancok  dan Fuat Nashori Suroso,  psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994, hal 156
[10] Baharudin, Paradigma Psikologi Islami, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hal 294
[11] Hanna Djumhana Bastaman,  Integrasi Psikologi Dengan Islam, Yogyakarta : Yayasan Insan Kamil dan Pustaka Pelajar, 1995, hal 59-60

Sunday, April 29, 2012

Adab Seorang Murid Terhadap Guru


A.     Adab Seorang Murid Terhadap Guru.
Ingatlah wahai para siswa yang mempunyai tatakrama,bahwasannya guru ketika mendidik kamu sngat sulit diantaranya : 1. Mendidik akhlak kalian, 2. Mengajarkan ilmu yang bermanfaat dan memberikan nasihat yang baik, kesemuanya itu agar kamu bahagia seperti orang tua membahagiakan anaknya dan mengharapkan masa depan kalian berpendidikan.
Adapun adab seorang murid terhadap gurunya adalah sebagai berikut :
1.      Muliakanlah guru kalian seperti apa kamu memuliakan orang tua kalian.
2.      Ketika kamu duduk dihadapan guru maka duduklah dengan sopan.
3.      Berbicaralah dengan sopan
4.      Jangan sekali-kali kamu memotong pembicaraan gurumu akan tetapi kamu menunggu sampai selesai pembicaraannya.
5.      Dengarkanlah apa yang disampaikan gurumu dari pelajaran.
6.      Ketika kamu tidak faham dengan suatu pelajaran maka tanyakanlah degan sopan santun dengan mengangkat tangan terlebih dahulu sampai guru kamu mengizinkan kamu bertanya.
7.      Ketika guru kamu bertanya kepada kamu, jawablah dengan baik dan jangan sampai menjawab dengan jawaban yang lainnya karena hal itu tidak ada dalam adab atau tatakrama.
Kemudian apabila kamu ingin menyenangkan gurur kamu maka tetapkanlah kewajibanmu diantaranya :
1.      Untuk hadir setiap hari dan jangan sampai terlambat kecuali ada alasan yang membenarkan
2.      Dahulukan masuk ke kelas.
3.      Faham dalam segala pelajaran.
4.      Menghafalkan dan menela’ah atau mempelajari kembali  pelajaran.
5.      Menjaga kebersihan di buku kalian dan diperalatan sekolah kalian.
6.      Patuh terhadap perintah guru.
7.      Jangan sampai marah ketika gurumu mendidik kalian karena mendidik kamu suatu kewajiban dan hendaklah bersyukur dan tidak sombong.
8.      Mendo’akannya, dengan do’a sebagai berikut :

اللهم اغفر للمعلمين واطل اعمارهم وبارك لهم في كسبهم ومعاشهم واظلهم تحت ظلك فانهم يعلمون كتابك المنزل

Artinya : “Ya Allah, ampunillah orang-orang yang mengajar, panjangkanlah umur mereka, berkailah usaha dan kehidupan mereka, dan lindungilah mereka dibawah perlindungan-Mu. Karena sesungguhnya merekalah yang mengajar kitab yang Engkau turunkan”.

B.     Adab Seorang Murid Terhadap Oran  Tua.
Ingatlah wahai para siswa yang mempunyai tatakrama, apabila kamu mengetahui bagaimanakah orang tua mendidik kamudan memberikan kasih sayang kepada kamu maka dengan apa kamu membalasnya??tidak ada kiranya kamu membalas kepada orang tua kecuali dengan perbuatan tatakrama.Adapun adabnya terhadap otrang tua adalah sebagai berikut :
1.      Mengutamakan pereintahnya dengan bahagia dan mulia.
2.      Melakukan sesuatunya dengan hati yang ikhlas.
3.       Memberikan senyum dihadapannya.
4.      Berjabat tangan setiap hari.
5.      Mendoakannya setiap hari supaya diberi umur yang panjang dengan  sehat dan keselamatan.
Do’a untuk bapak ibu ialah :

اللهم اغفرلى ولوالدي وارحمهما كما ربياني صغيرا

Artinya : Ya Allah, ampunillah aku dan kedua ibu bapakku dan kasihanilah keduanya sebagaimana mereka mengasihi kami sejak kecil”.
6.      Mendengarkan nasihatnya selagi perintah itu bermanfaat dan mencegah selagi perintah itu membahayakan.
Maka apabila oarng tua ridho maka Allah pun ridho kepadamu lalu diberikan Allah kebahagian di dunia dan di akhhirat.

C.     Adab Murid Terhadap Teman.
Ingatlah wahai siswa yang mulia, kamu belajar bersama temanmu di sekolah sebagaimana kamu hidup beserta saudara kandungmu di rumah lalu bahagiakanlah mereka sebagaimana saudaramu, muliakanlah yang besar menyayangi yang kecil, saling membantu dalam waktu belajar, menta’ati peraturan, bermain bersama temanmu saat istirahat dengan tidak bermain di kelas, menjauhkan dari putusnya hubungan dan pertengkaran dan tidak berteriak ketika bermain karena itu tidak patut untuk siswa, jangan sampai membuat sakitnya teman, dan ketika berbicara bersama teman mu, maka berbicaralah dengan halus dan seyum, jangan sampai mengeraskan suaranya,jangan sampai cemberut dengan wajahnya, dan takutlah kalian dengan marah, riya, berbicara yang tidak baik, bohong, mengadu domba, berprasangka buruk dan jangan sampai bersumpah walaupun itu benar.
Apabila siswa ingin disenangi oleh teman-temannya maka :
1.      jangan bakhil (pelit) kepada temannya ketika temanmu ingin pinjam sesuatu kepada mu, karena sesungguhnya bakhil (pelit) itu sifat yang sangat tidak baik.
2.      Jangan sombong kepada temannya apabila kamu itu pintar, rajin dan kaya, karena sesungguhnya sifat sombong itu tidak ada dari akhlak siswa yang bagus.
3.      Apabila kamu melihat temanmu yang malas, maka nasihatkanlah supaya menjadi rajin.
4.      Tinggalkanlah sifat malas.
5.      Apabila ada temanmu yang bodoh, maka bantulah dia dengan pemahaman pelajarannya.
6.      Ketika melihat orang yang fakir, maka kasihanilah dan bantulah mereka dengan apa yang kamu mampui untuk menolongnya.
D.    Adab Murid Dalam Menuntut Ilmu
Memperhatikan realitas belakangan ini, bahwa ada beberapa murid yang kurang memiliki adab pada gurunya. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada yang diam-diam memaki gurunya, ada pula yang secara terang-terangan menunjukkan sikap yang kurang beradap di hadapan guru. Bahkan jejaring sosial seperti facebook kerap kali dijadikan sebagai media menumpahkan kekesalan pada guru, malah ada yang mencaci maki guru lewat status-statusnya di facebook. Sehingga saya merasa terpanggil untuk memberikan penjelasan tentang adab seorang siswa pada gurunya.
Disamping itu juga banyak ditemukan murid yang tidak memahami tata cara menuntut ilmu sesuai dengan kaidah yang dijelaskan oleh agama Islam.
Berdasarkan penjelesan Sa’id Hawwa dalam bukunya yang berjudul “Tazkiyatun Nafs; Intisari Ihya Ulumuddin”, ada sepuluh adab  yang harus diperhatikan seorang murid ketika menuntut ilmu
1.       mendahulukan penyucian jiwa daripada akhlak yang hina dan sifat tercela karena ilmu merupakan ibadah hati, sholatnya jiwa, dan pendekatan bathin pada Allah.
2.       mengurangi keterikatannya dengan kesibukan dunia karena ikatan-ikatan itu hanya menyibukkan dan memalingkan.
3.      tidak sombong dan sewenang-wenang terhadap guru.
4.      orang yang menekuni ilmu pada tahap awal harus menjaga diri dari mendengarkan perselisihan diantara banyak orang baik ilmu yang ia tekuni itu termasuk ilmu dunia atau ilmu akhirat karena hal itu akan membingunkan akal pikirannya sendiri, mematahkan pendapatnya, dan membuatnya berputus asa dari upaya pengkajian dan telaah yang mendalam.
5.      seorang penuntut ilmu tidak meninggalkan satu cabang pun dari ilmu-ilmu terpuji.
6.      tidak sekaligus menekuni bermacam-macam cabang ilmu, melainkan memperhatikan urutan-urutannya dan memulai dari yang paling penting.
7.      hendaknya tidak memasuki sebuah cabang ilmu kecuali jika telah menguasai cabang ilmu yang sebelumnya karena ilmu-ilmu tersusun rapi secara terurut.
8.      hendaklah seorang penuntut ilmu mengetahui faktor penyebab yang dengan pengetahuan ia dapat mengetahui ilmu yang lebih mulia.
9.       hendaknya tujuan penuntut ilmu di dunia ini adalah untuk menghiasi dan mempercantik bathin keutamaan, sedangkan di akhirat nanti untuk mendekatkan diri pada Allah SWT dan meningkatkan diri agar dapat berdekatan dengan makhluk tertinggi dari kalangan malaikat dan orang yang didekatkan kepada Allah.
10.  hendaklah ia mengetahui nisbat (hubungan, pertalian) antara ilmu dan tujuan, yaitu mengutamakan yang tinggi dan dekat daripada yang jauh, juga mengutamakan yang penting daripada yang tidak penting.
Semoga dengan uraian di atas para murid akan memahami adab dan tata cara menuntut ilmu sesuai dengan kaidah yang diajarkan oleh agama Islam. Agar ilmu yang dipelajari meresap ke dalam hati. Dan memberi dampak positif untuk membentuk kepribadian yang baik.
E.     Adab Murid terhadap lingkungannya.
Orang tua kalian sangat senang bergaul dengan lingkungannya dan mengharapkan kalian jga senang sebagaimana orang tua kalian karena sesungguhnya lingkungan kalian membantu oarang tua kalian, meminjamkan peralatan dan tempat (wadah) dengan senang dan bahagia, apabila ada yang sakit diantara keluarga mu maka adea yang menjenguknya dan mendo’akannya supaya lekas sembuh. Adapun adab seoarang siswa kepada lingkungannya adalah sebagai berikut :
1.      Bertingkah lakulah yang baik dengan membahagiakan anak-anaknya.
2.       Memberikan seyuman di hadapan mereka.
3.      Bermain dengan anak-anaknya dengan perilaku yang baik
4.      Jauhkanlah dari permusuhan.
5.      Jangan mengambil mainan anak-anaknya tanpa izin.
6.      Tidak menyombongkan diri dengan pakaian dan uang kepada anak-anaknya.
7.      Jangan menghina.
8.      Tidak mengeraskan suara ketika waktunya tidur.
9.      Tidak mengotori dinding rumah dan halamannya.
10.  Apabila orang tua menyuruh kamu memberikan makanan atau buah-buahan kepada anak-anaknya maka jangan sampai di makan.
F.       Adab Murid  Ketika Mau Makan Atau Minum
Perilaku yang patut terhadap siswa ketika mau makan dan minum :
1.      Hendaklah mencuci kedua tangannya.
2.      Berdoa sebelum makan atau minum, do’anya sebagai berikut :

اللهم بارك لنا فيما رزقتنا وقنا عذاب النار

Artinya : Ya Allah berkailah rezqi yang telah Engkau berikan kepada kami dan periharalah kami dari siksa api neraka”.
3.      Ketika sudah selesai, berdo’alah sesudah makan atau mainum. Do’anya sebagai berikut :

الحمد لله الذي اطعمنا ووسقنا وجعلنا من المسلمين

Artinya : “Segala puji bagi Allah yang memberikan kami makan minum dan menjadikan kami dari memeluk agama islam”.

G.    Adab Murid Ketika Mau Masuk Jamban (wc).
Perilaku yang patut terhadap siswa ketika mau masuk jamban :
1.      Ketika mau masuk  ke wc, hendaklah dahulukan kaki yang kiri lalu berdo’a sebagai berikut :

بسم الله اللهم اني اعوذ بكز من الخبث والخبائث

Artinya : “Dengan nama Allah Ya Allah  sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejehatan syetan-syetan”.
2.      Ketika mau keluar, dahulukan kaki yang kanan dengan berdo’a sebagai berikut :

الحمد لله الذي أذهب عنى الأذى وعافانى

Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesakitan daripadaku dan memberikan kesehatan”.

H.    Adab Murid Ketika Mau Berpakaian.
Perilaku yang patut terhadap siswa yang mau berpakaian adalah sebagai berikut :
1.      Dahulukan yang kanan.
2.      Kemudian berdo’a sebagai berikut :
بسم الله اللهم إني أسألك من خيره وخير ما هو له وأعوذ بك من شره وشر ما هو له
Artunya : “Dengan nama Allah Ya Allah aku meminta kepada Engkau dari kebaikan pakaian ini dan kebaikan yang ada apa adanya dan aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan pakaian ini dan dari  kejahata apa yang ada padanya”.

I.       Adab Murid Ketika Mau Belajar.
Perilaku siswa ketika mau belajar adalah sebagai berikut :
1.      Mempersiapkan apa saja yang di pelajari.
2.      Berdo’a sebelum belajar, do’anya adalah sebagai berikut :

رب زدني علما وارزقني فهما وعملا متقبلا
Artinya : “Ya Allah tambahkanlah kepadaku ilmu dan berilah aku pemahaman  yang benar  amal yang di terima”.
رب اشرح لى صدري ويسرلي أمري واحلل عقدة من لساني يفقه قولي

Artinya : “Ya Allah lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah urusanku dan lepaskanlah kekakuan dari lisanku supaya mereka mengerti kepada perkataanku”.

اللهم افتح علي فتوح العارفين بحكمتك وانشر علي رحمتك وذكرني ما نسيت يا ذاالجلال والاكرام
Artinya : “Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu terbukanya orang-orang ‘arif bijaksana dengan khikmah kebijaksanaan Engkau dan gelarkanlah rahmat Engkau kepada saya, serta  bisikkanlah kekuatan ingatan terhadap apa-apa yang telah hafal atau saya ketahui. Wahai Dzat yang Maha Agung dan Maha Mulia”.

3.      Menela’ah atau mempelajari kembali pelajaran yang sudah di ajarkan guru-guru mu atau yang akan di pelajari di sekolah.
Perilaku siswa ketika sudah belajar :
1.      Merapikan semua peralatan yang sudah untuk belajar.
2.      Mempersiapkan dan mamasukan buku-buku atau peralatan kedalam tas yang akan di bawa ke sekolah.